Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Februari 2011

Penyakit Jantung Katup

gambar jantung beserta katup-katupnya

 


Penyakit jantung kantup seringnya disebabkan oleh demam rematik. Demam rematik biasa terjadi pada anak 5-15 tahun. Proses infeksi berlangsung terus hingga pada usia 10 tahun menyerang katup.
DEMAM REMATIK
Penyebabnya
Infeksi streptococcus b hemolitikus group A. Infeksi terjadi karena gigi anak-anak sering karies, terkena infeksi tonsilo pharingitis baik dengan pengobatan atau diobati sendiri. Akibat diobati sendiri antiobiotiknya tidak diminum tuntas sehingga terjadi proses autoimun karena reaksi antigen antibody.
Faktor pendukung terjadinya demam rematik antara lain: Gizi buruk, Higiene dan sanitasi rendah, Tingkat hunian rumah padat, Sosial ekonomi rendah, biasanya mengenai anak usia 5-15 tahun.
Patofisiologi
Reaksi autoimun terhadap Antigen Streptokokus beta hemolitikus grup A.
Diagnosis demam rematik berdasarkan 2 kreatia mayor atau 1 kriteria mayor dengan 2 kriteria minor.
Kriteria mayor:
- karditis (perikarditis, miokarditis, endokarditis),
- poliartritis migra (penyakit ini menyerang pada sendi-sendi tulang yang berpindah-pindah misal pada lutut, siku, trus berpindah-pindah)
- eritema marginatum (kemerah-merahan pada kulit)
- chorea sidenham (pada pasien kelainan limfonodi kalau jalan sempoyongan kayak orang mabuk)
- subcutaneous nodul
Kriteria minor : demam, artralgia, riwayat demam rematik, pada EKG interval PR memanjang, anemi, leukositosis, LED meningkat, CRP positif.
KELAINAN JANTUNG KATUP
Di Indonesia penyebabnya lebih banyak karena demam rematik, kalau di luar negeri penyebabnya karena banyak faktor karena hygiene sanitasinya sudah baik.
Paling banyak terjadi pada katup mitral dan katup aorta.
Bisa terjadi 2 keadaan yaitu stenosis (membuka tidak sempurna) dan insufisiensi (menutup tidak sempurna).
1. MITRAL STENOSIS :
Katup mitral tidak membuka sempurna saat diastolic. Sehingga terjadi bising diastolic ketika darah masuk dari atrium sinistrum menuju ventrikulus sinister.
GEJALA (ANAMNESIS) :
Lekas lelah, palpitasi , dispneu d`effort (sesak nafas saat melakukan aktivitas), hemoptoe (batuk darah), gagal jantung sebelah kiri.
Jantung sebelah kiri terjadi bendungan karena aliran darah atrium sisnistrum terhambat.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi :
Kelainan ringan jantungnya bisa normal. Pada mitral stenosis, ruang jantung yang membesar adalah atrium sinistrum, akibatnya terjadi bendungan paru, akibatnya ventrikulus dexter ikut membesar. Kalo membesar akibtanya terjadi peningkatan aktivitas jantung kanan.
Palpasi:
Kalau jantung kanan meningkat, akibatnya ictus cordis akan bergeser ke arah lateral.
Mungkin juga teraba trill diastolik di apek. Trill itu bising jantung yang teraba di permukaan.
Perkusi :
Pada keadaan ringan bisa normal.
Pinggang jantung bisa menghilang karena terjadi pembesaran atrium sinistrum. Ictus cordis bergeser di lateral. Kalau normal, gampangannya ictus cordis berada di papilla mammae (linea midclacvicularis sinistra di SIC V). Kalau bergeser ke lateral berarti ada pembesaran di jantung sebelah kanan.
Auskultasi :
Intensitas bunyi jantung 1 meningkat, Bunyi jantung II bisa normal atau meningkat.
Mungkin terjadi opening snap.
Terdengar bising diastolk (mid diastolik murmur di apeks). Suaranya seperti genderang.
Terdapat tanda-tanda decompensasi kordis kanan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ECG :
- LAH (Left Atrial Hipertopi),
- RVH (Right Ventrikel Hipertropi),
- Atrial fibrilasi karena atrium kiri membesar dan ventrikel kanan membesar sehingga listrik jantung terganggu.
FOTO THORAKS :
- LAH, RVH,
- terlihat bendungan paru (apeknya akan terlihat terangkat)
EKOKARDIOGRAFI :
- Daun katup mitral anterior tampak doming (kayak kubah),
- katup mitral posterior bergerak ke anterior waktu diastolik,
- katup mitral anterior dan posterior menebal karena kalsifikasi
- dapat diukur diameter katup mitral sehingga bisa menentukan derajat MS
- mungkin terlihat trombus di LA / LV
KATETERISASI JANTUNG merupakan pemeriksaan gold standar.
2. MITRAL REGURGITASI :
Regurgitasi/insufisiensi artinya menutup tidak sempurna. Katup mitral menutup saat sistolik sehingga terjadi bising sistolik. Ruang jantung yang membesar yaitu atrium kiri. ventrikel kiri.
Sistolik yaitu keadaan di mana ventrikel memompa darah ke seluruh tubuh. Tapi katup mitral tidak menutup sempurna akibatnya terjadi kebocoran darah menuju atrium sinistrum.
GEJALA ( ANAMNESIS ) :
Lekas lelah, palpitasi, dispneu d`effort, decomp cordis
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi :
Normal pada kelainan ringan.
Aktifitas jantung kiri meningkat. Akibtanya ictus cordis akan bergeser ke caudolateral. Bisa sampaik SIC 7-SIC 6.
Palpasi :
Normal pada ringan, iktus kordis bergeser ke lateral bawah, Bisa terdengar thrill sistolik.
Perkusi :
Normal / pinggang jantung menghilang (karena atrium kiri membesar), iktus kordis bergeser ke lateral bawah.
Auskultasi :
Intensitas bunyi jantung 1 melemah. Bunyi jantung 1 terdengar karena menutupnya katup atrioventrikularis (mitral dan tricuspidalis). Kalo katup mitralnya ga bisa nutup sempurna akibatnya bunyinya jadi lemah.
Bunyi jantung II Normal / meningkat,
Terdengar bunyi pan sistolik/holo sistolik murmur di apex yang menjalar ke aksila. Maksudnya terdengar bising selama sistolik. Tipe bisingnya adalah blowing.
Terdapat tanda dekompensasi kordis kiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. ECG : LAH, LVH, Atrial Fibrilasi.
2. FOTO THORAKS : LAH, LVH. CTR membesar (cardiomegali), ictus cordis bergeser ke caudolateral.
3. EKOKARDIOGRAFI (mengukur bentuk jantung dari dalam dengan elektromagnetik):
LAH, LVH, fungsi LV bisa normal / menurun, dapat mengukur aliran regurgitan pada saat sistol di ruang LA / menentukan derajat MR dengan mengukur diameternya.
4. KATETERISASI JANTUNG. Mungkin tidak begitu penting di mitral stenosis/regurgitasi karena dengan echocardiografi sudah bisa terlihat.
3. AORTA STENOSIS
Katup aorta membuka tidak sempurna. Terjadi saat sistol. Sehingga terjadi bising sistolik. Ruang jantung yang membesar adalah ventrikel kiri. Karena terjadi di aorta akibatnya ira-kira ictus
GEJALA ( ANAMNESIS ) :
Pada keadaan ringan bisa tanpa keluhan atau jarang ada keluhan.
Kalau sudah berat bisa terjadi
- nyeri dada karena arteri coronaria mendapat airan darah dari aorta. Kalo aorta stenosis akibatnya darah yang dipompa jadi berkurang. Akibatnya yang ngalir ke arteri coronaria juga berkurang sehingg terjadi nyeri dada,
- sinkop. terjadi karena darah yang dipompa dari jantung berkurang,
- dyspnea d’effort, decomp cordis,
- sudden death walaupun tidak tejadi kelainan koroner.
PEMERIKSAAN FISIK
- Inspeksi : normal
- Palpasi : normal / iktus kordis bergeser ke lateral bawah karena terjadi pembesaran ventrikel kiri.
- Perkusi : normal / pinggang jantung merata (karena tidak terjadi LAH), iktus kordis bergeser ke lateral bawah.
- Auskultasi : intensitas bunyi jantung normal atau menurun, bising ejeksi sistolik di Left Sternal Border III menjalar ke leher.
Aorta di SIC 3 kanan sehingga menjalar ke leher.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. ECG : Normal, pada AS berat terdapat LVH, LAH, Voltase LV meningkat.
2. FOTO THORAKS : N, pada AS berat terdapat LAH, LVH, bendungan paru.
3. EKOKARDIOGRAFI : dapat melihat daun katup, dimensi ruang jantung, fungsi LV, derajat AS
4. KATETERISASI JANTUNG
4. AORTA REGURGITASI :
Katup aorta menutup tidak sempurna saat diastolik. Ruang jantung yang membesar ventrikel kiri karena darah dari aorta masuk kembali ke ventrikel kiri. Bising yang terjadi di bising diastolik.
ETIOLOGI :
Demam rematik, Sifilis (tapi sekarang sudah jarang terjadi sifilis), Kelainan bawaan (daun katupnya tidak sempurna), Hipertensi, Atherosklerosis.
Gejala ( ANAMNESIS ) :
Ringan : tanpa / jarang ada keluhan.
Berat : nyeri dada, sinkop, palpitasi ,
dispneu d`effort ,decomp cordis .
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Normal / aktivitas jantung kiri meningkat.
Palpasi : Normal /Iktus Kordis bergeser ke lateral bawah, thrill diastolik di apeks.
Perkusi : Normal / pinggang jantung merata, Iktus Kordis bergeser ke lateral bawah.
Auskultasi : Intensitas bunyi jantung nornal atau menurun, early diastolik murmur di Life Sternal Border III-IV, mid diastolik murmur di apeks (austin flint murmur ). Suaranya seperti ban kempes (dari tekanan tinggi ke rendah).
TANDA PERIFER AORTA REGURGITASI :
Pulsus Seler, De Muscet`s sign, Quincke`s sign, Corrigan`s sign, Hill`s sign, Pistol shot sign, Traube`s sign
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ECG : N, Pada AR berat terdapat LVH, LAH.
FOTO THORAKS : N, pada yang berat terdapat LAH, LVH, bendungan paru.
EKOKARDIOGRAFI : melihat daun katup, mengukur dimensi ruang jantung, mengukur derajat AR.
KATETERISASI JANTUNG
PENATALAKSANAAN :
NON MEDIKAMENTOSA : perawatan, diberi nutrisi
Tindakan operasi : balloon dengan cara kateterisasi , ganti katup jika sudah sangat berat.
Rehabilitasi medik
MEDIKAMENTOSA :
Antibiotika untuk Streptokokus, Diuretika, Inotropik, Beta blocker, ACE Inhibitor, Anticoagulan, Antiaritmia

Selasa, 22 Februari 2011

 ANATOMI FISIOLOGI SISTIM PERSARAFAN

 
Anatomi fisiologi sistem persarafan manusia secara garis besar terdiri dari dua bagian, yaitu sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan sistem saraf tepi atau perifer. Otak terletak di bagian dalam tengkorak kepala, sedangkan sumsum tulang belakang berlokasi di bagian dalam tulang belakang. Berbeda dengan otak dan sumsum tulang belakang, sistem saraf tepi terletak di semua bagian tubuh. Melalui serabut-serabut saraf, sistem saraf ini menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang dengan bagian-bagian tubuh lainnya.
Otak dan Sumsum Tulang Belakang
Melihat kehebatan fungsinya, tidak terlalu berlebihan bila ada yang mengatakan bahwa otak merupakan salah satu sistem paling canggih di jagad raya. Hal tersebut tentu saja didukung oleh anatominya yang kompleks. Secara garis besar, otak manusia dan hewan vertebrata dibagi menjadi bagian serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), diensefalon, mesensefalon (otak tengah), pons Varolli, dan medula oblongata.
Serebrum terletak di bagian depan-atas kepala manusia dan dibagi menjadi dua belahan atau hemisfer, yaitu hemisfer kiri dan kanan. Bagian ini mengatur aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pengolahan rangsang indra-indra tubuh kecerdasan, ingatan (memori), kesadaran, dan pembuatan keputusan. 
Selain serebrum, otak memiliki bagian-bagian lain yang berukuran lebih kecil. Berbeda dengan namanya, sebenarnya serebelum atau otak kecil ini memiliki ukuran yang relatif besar dalam kepala manusia, namun memang lebih kecil dari serebrum. Bagian ini berfungsi dalam koordinasi pergerakan dan menerima informasi data dari serebrum dan bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan pergerakan.
Serebelum terletak di bagian belakang-bawah serebrum. Diensefalon terutama terdiri dari talamus dan hipotalamus. Bagian ini berperan dalam pengaturan rangsangan yang diterima tubuh, mengendalikan suhu tubuh, terlibat dalam pengaturan lapar dan haus, dan lain sebagainya. Mesensefalon terdiri dari tektum dan pedunkel serebrum. Bagian ini terlibat dalam proses pendengaran, penglihatan, dan pengaturan homeostasis tubuh. Pons varolli atau jembatan varol memiliki serabut-serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, menghubungkan otak besar, dan sumsum tulang belakang. Medula oblongata berperan dalam penghantaran rangsang dari sumsum tulang belakang ke otak. Bagian ini juga berperan dalam beberapa jenis gerakan reflek, detak jantung, tekanan darah, dan kecepatan pernapasan.
Sumsum tulang belakang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda dengan otak. Bagian yang juga dikenal sebagai medula spinalis ini berperan penting dalam menyampaikan rangsangan sensoris dan motorik baik dari tubuh ke otak maupun sebaliknya. Bagian ini juga sangat vital karena fungsi-fungsinya berkaitan erat dengan sistem dan kerja organ tubuh, seperti pencernaan, peredaran darah, sistem imun, dan lain sebagainya.
Sistem Saraf Tepi
Secara anatomi fisiologi sistem persarafan manusia, seluruh rangsang tubuh yang diterima dan respon yang diberikan oleh otak dan sumsum tulang belakang disampaikan ke tubuh oleh sistem saraf tepi. Sistem ini dibagi menjadi sistem saraf sadar dan otonom. Sistem saraf sadar mengatur kerja yang dilakukan secara sadar, misalkan gerakan otot, sedangkan sistem saraf otonom mengatur kerja organ tubuh yang tidak dikendalikan secara sadar, seperti detak 
jantung dan pencernaan.
Sistem saraf otonom manusia dibagi menjadi simpatik dan parasimpatik. Kedua sistem saraf ini bekerja secara antagonis atau berlawanan. Contoh dari kedua sistem ini adalah pembesaran pupil oleh sistem saraf simpatik dan pengecilannya oleh parasimpatik. Kecepatan denyut jantung juga dipengaruhi oleh kerja kedua sistem saraf ini.Ditinjau dari perspektif selulernya, sistem saraf disusun oleh tiga jenis sel, yaitu sel saraf (neuron), sel glia (sel penyokong), dan sel Schwann.
Sel-sel Saraf
Neuron memiliki kemampuan dalam menerima dan menyampaikan rangsang. Jenis sel ini memiliki tiga bagian, yaitu badan sel, dendrit (juluran pendek), dan akson (juluran panjang). Neuron lain memberikan rangsang yang diterima oleh dendrit di suatu neuron. Bila rangsangannya cukup kuat (mencapai suatu nilai ambang batas), rangsang akan diteruskan ke akson, yang kemudian meneruskannya ke neuron-neuron lainnya. Neuron tidak dapat beregenerasi atau memperbanyak diri, sehingga tidak dapat tergantikan apabila mati. Neuron di otak dan sumsum tulang belakang dilindungi, disokong, dan diisolasi oleh sel glia. Pada sistem saraf tepi, fungsi tersebut dijalankan oleh sel Schwann.

Senin, 21 Februari 2011

ANATOMI FISIOLGI SISTEM CARDIVASCULER

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru.Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari dua lapisan:
-         Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
-         Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/ epikardium
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.

STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3lapisan :
1.      Lapisan luar (epikardium)
2.      Lapisan tengah (Miokardium)
3.      Lapisan dalam (endokardium)

Ruang – Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium(serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
1.      Atrium
a.       Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katub  dan selanjutnya ke paru.
b.     Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.

2.      Ventrikel
      Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut   muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub           atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.
a.       Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis
b.      Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta
            Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

Katup Katup Jantung
1.      Katup atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup ( Mitral). Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2.      Katup Semilunar
a.       Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan.
b.      Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
 Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole.

Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.

Pembuluh Darah Koroner
1.      Arteri
      Dibagi menjadi dua :
-         Left Coronary Arteri (LCA) : left main kemudian bercabang besar menjadi: left  anterior decending arteri(LAD), left circumplex arteri (LCX)
-         Right Coronary Arteri
2. Vena: vena tebesian, vena kardiaka anterior, dan sinus koronarius.


                    Gambar 2. Anatomi Jantung dan pembuluh Darah Koroner

FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonalis
Sirkulasi Sistemik
1.      Mengalirkan darah ke berbagi organ
2.      Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3.      Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4.      Banyak mengalami tahanan
5.      Kolom hidrostatik panjang

Sirkulasi Pulmonal
1.      Hanya mengalirkan darah ke paru
2.      Hanya berfungsi untuk paru
3.      Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4.      hanya sedikit mengalai tahanan
5.      Kolom hidrostatik pendek

Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
1.      Aktifitas
2.      Denyut jantung
3.      Rangsang sistem syaraf simpatis 

                                
PERTIMBANGAN BIOFISIKA
Hubungan antara aliran, tekanan, dan tahanan:
1.      Aliran darah: perbedaan tekanan dan hambatan aliran darah sepanjang pembuluh
      (vasculer resistance)
2.      Tekanan darah
      Adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah          dari dinding pembuluh darah.

3.      Resistensi Terhadap Aliran darah.
      Dikenal dengan SVR (sistemic vasculer resistance ) dan PVR (Pulmonal vasculer     reristance). Ditentukan oleh diameter pembuluh darah dan viscositas.

SISTEM KONDUKSI ATAU HANTARAN
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang mengahntarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat khusus:
1.      Otomatisasi                 : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan
2.      Irama                           : pembentukan rangsang yang teratur
3.      Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan
4.      Daya rangsang  : kemampuan bereaksi terhadap rangsang         
Perjalan impuls/rangsang dimulai dari:
1.      Nodus SA (sino atrial)
-         traktus iternodal
-         Brachman bundle
2.      Nodus AV (atrio ventrikel)
3.      Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):
      - Rihgt bundle branch
          - Left bundel brac
4. Sistem PURKINJE
                          
SIKLUS JANTUNG
1.      Fase kontraksi isovolumetrik
2.      Fase ejeksi cepat
3.      Fase diastasis
4.      Fase pengisian cepat
5.      Fase relaksasi isovolumetrik

FAKTOR FAKTOR PENENTU KERJA JANTUNG
Faktor jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling berkaitan dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dsan curah jantung (cardiac output)

Beban Awal (Preload)
1.      Derajat dimana otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi (ventrikel end diastolic volume)
2.      Berhubungan dengan panajng otot jantung, regangan dan volume.
3.      Semakin regang serabut otot jantung pada batas tertentu semakin kuat kontraksi.
Faktor penentu beban awal:
1.      Insufisiensi mitral ­ beban awal
2.      Stenosis mitral ¯ beban awal
3.      volume sirkulasi
4.      Obat-obatan : vasokontriktor ­, vasodilator ¯

Beban Akhir (Afterload)
1.      Tahanan yang harus dihadapi saat darah keluar dari ventrikel kiri
2.      Beban untuk membuka katup aorta dan mendorong darah selama fase sistolik.
3.      Systemic vascular resistance (SVR)
Faktor penentu beban akhirr:
1.      Stenosis aorta meningkatkan beban akhir
2.     Vasokontriksi perifer meningkatkan beban akhir
3.     Hipertensi meningkatkan beban akhir
4.     obat-obatan.
Kontraktilitas
Hukum Frank – Straling
-         Makin besar isi jantung sewaktu diastole semakin besar jumjalh darah yang dipompaakan ke aorta
-         Dalam batas-batas fisiologis jantung memompkan keseluruh tubuh darah yang kembali ke jantung tanpa menyebabklan penumpukan di vena
-         Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali ke vena

Frekuensi Jantung


                                                Patofisiologi

Blood pressure =

Cardic out put      X       Tahanan perifer    
        
   HR x Stroke Volume                 Kontrol Hormonal    Kontrol system syaraf simpatik       Kontrol Lokal
Pre load   After load   Kontraktilitas